Selasa, 19 Juni 2012

TRAGEDI SUPERGA


Tragedi Superga adalah sebuah tragedi yang melibatkan IL Grande Torino, Peristiwa yang terjadi pada pukul 17.04 waktu Italia, 4 Mei 1949 tersebut, merupakan lembar buram sejarah sepak bola Italia. Tak sekadar merenggut 31 jiwa. Lebih dari itu, kecelakaan itu juga memutus rantai sebuah generasi emas. Bayangkan, 18 dari 31 penumpang yang tewas tersebut merupakan skuad inti Torino, tim tertangguh di Italia dan salah satu tim terkuat di Eropa.
Pada saat itu, Torino adalah raja. Inter, Juventus dan Milan tak berkutik. Torino berhasil menobatkan diri sebagai juara sejati Italia dengan mengangkangi takhta Serie A dari 1943 sampai 1949 tanpa putus. Yang lebih tragis, 70 persen kekuatan Timnas Italia juga ada di Torino. Klub berjulukan "El Toro" itu menyumbang 7 pemain untuk "Gli Azzurri". Salah satunya, Valentino Mazzola, kapten dari segala kapten, ayah dari legenda Inter Milan, Sandro Mazzola. Valentino merupakan pemain paling karismatis di Italia. Pria yang telah mencetak 100 gol di Serie A sebelum umurnya menginjak 30 tahun ini dianggap seperti jenderal oleh teman-temannya. Nakhoda kapal "Gli Azzurri" ada di tangannya. Hubungan Scudetto Inter dengan Tragedi Superga? Saat kejadian terjadi Inter dan Torino sedang bersaing dalam perebutan capolista, Torino memimpin klasmen dengan di ikuti oleh Inter. Kedua klub hanya berselisih 3 point dan menyisakan 4 pertandingan lagi. Petaka superga berawal dari udangan melawan klub Benfica Portugal, dimana kapten Benfica dan kapten Timnas Portugal Francisco Jose Ferreira, berniat gantung sepatu. Ferreira lalu mengundang sahabat dan pemain yang paling dihormatinya, Valentino Mazzola, untuk melakukan pertandingan persahabatan di Portugal. Pasca dari tragedi Superga squad Torino mengalami kepedihan dan hanya menyisakan pemain primavera, sehingga FIGC melakukan rapat bersama dengan klub-klub seri A pada waktu itu. Dari hasil rapat terdapat sebuah keputusan untuk memberikan scudetto kepada Torino guna mengenang dan menghormati semua korban tragedi superga. Carlo Masseroni (1942–1955) presiden Inter waktu itu ikut menyetujui keputusan FIGC tersebut dengan mengorbankan peluang scudetto yang didapat, jika melihat dari susunan klasemen serta 4 pertandingan sisa, Inter yang saat itu di pimpin oleh I Nyers dan E. Bearzot di yakini mampu memenangi sisa pertandingan yang ada. Dan Torino dengan tim primaveranya akan kesulitan memenangi laga sisa. Carlo melihat memenangi sebuah scudetto saat seluruh Italia berduka tidaklah menjadi sebuah kebanggan, apa yang telah kita setujui dan kita lakukan hari ini akan menjadi sebuah sejarah, Kasih Sayang, Keikhlas dan Kejujuran. Hikmah dari Tragedi Superga, anak dari Valentino Mazzola legenda Itali dan Torino bernama Sandro Mazzola, hanya mau bermain di Inter Milan, apakah ini merupakan bentuk terima kasih Sandro Mazzola terhadap Inter atas scudetto Torino dan penghormatan pada Inter terhadap ayahnya. Dan Sandro Mazzola menjadi salah satu legenda Inter. Tahun 2006 Inter mendapatkan gelar scudetto yang ke 14 sebuah gelar yang didapat dengan cara tidak biasa. Beberapa media menyebutnya dengan "Scudetto of Honesty", karena tidak terlibat skandal Calciopoli yang memalukan liga italia, yang melibatkan Juventus dan AC Milan. Para fans yang pada waktu itu (1948-49) saat terjadinya tragedi superga menerima dengan tabah keputusan sang presiden, kecintaan terhadap klub Kasih Sayang, Kejujuran dan Keiklasan lebih penting dari pada sebuah juara, dan para fans pada masa dekade dan sekarang itu tidak pernah menuntut scudetto tersebut seperti apa yang kita dengar saat sekarang ini.
Korban Superga:
Pemain:
* Valerio Bacigalupo
* Aldo Ballarin
* Dino Ballarin
* Milo Bongiorni
* Eusebio Castigliano
* Rubens Fadini
* Guglielmo Gabetto
* Ruggero Grava
* Giuseppe Grezar
* Ezio Loik
* Virgilio Maroso
* Danilo Martelli
* Valentino Mazzola
* Romeo Menti
* Piero Operto
* Franco Ossola
* Mario Rigamonti
* Julius Schubert

Club official:
* Arnaldo Agnisetta, manager
* Ippolito Civalleri, manager
* Egri Erbstein, trainer
* Leslie Lievesley, coach
* Ottavio Corina, masseur

Jurnalis:
* Renato Casalbore, (founder of Tuttosport)
* Luigi Cavallero, (La Stampa)
* Renato Tosatti, (Gazzetta del Popolo)

Kru Pesawat:
* Pierluigi Meroni, captain
* Antonio Pangrazi
* Celestino D'Inca
* Cesare Biancardi

Lainnya:
* Andrea Bonaiuti, organiser

Dua pemain yang selamat dari kejadian itu adalah Sauro Tomà yang batal ikut karena cedera, dan Ladislao Kubala, pemain asli Portugal yang memilih tinggal sebentar di rumahnya karena anaknya sakit. Kejadian itu pula yang, disadari atau tidak, telah menyusutkan kehebatan Torino dari klub raksasa menjadi klub medioker sampai saat ini, dan entah sampai kapan.

Selasa, 15 Mei 2012

24 Tim Ikuti Turnamen 'NextGen Series' 2012 - 2013

Sebanyak 24 tim akan mengikuti turnamen tingkat junior eropa 'The Next Generation Series' (NextGen Series) edisi yang kedua untuk musim 2012/2013.

Dalam turnamen edisi keduanya, 'NextGen Series' akan diikuti 9 tim kontestan baru, yakni Anderlecht, Juventus, Paris St Germain, Chelsea, CSKA Moscow, Borussia Dortmund, Arsenal, Athletic Bilbao, dan Olympiakos.

Turnamen 'NextGen Series' musim 2012/2013 akan dibagi dalam enam grup, dimana tiap grup akan diisi oleh 4 tim.

Inter yang berstatus sebagai juara bertahan 'NextGen Series' akan diwakili oleh tim Inter Primavera dan tergabung ke dalam Grup 5 bersama dengan Liverpool, Borussia Dortmund, dan Rosenborg.

Babak kualifikasi grup dijadwalkan akan berlangsung pada 13 Agustus hingga 13 Desember 2012, dimana tiap tim akan memainkan enam pertandingan (home & away).

Dua tim teratas tiap grup (peringkat 1 dan 2) dan empat tim peringkat ke-3 terbaik di tiap grupnya akan melaju ke babak 16 besar (sistem knock-out), untuk memperebutkan tempat ke perempat final, semi final, hingga final.

Berikut pembagian grup turnamen 'NextGen Series' edisi kedua untuk musim 2012/2013 :

Grup 1
Tottenham, Barcelona, Wolfsburg, Anderlecht

Grup 2
Manchester City, Juventus, Fenerbahce, Paris St Germain

Grup 3
Chelsea, Ajax, CSKA Moscow, Molde

Grup 4
Aston Villa, Sporting CP, PSV Eindhoven, Celtic

Grup 5
Liverpool, Borussia Dortmund, Rosenborg, INTER

Grup 6
Arsenal, Athletic Bilbao, Olympique Marseille, Olympiakos

Senin, 14 Mei 2012

Statistik Inter Milan Season 2011-2012


Statistik Internazionale Musim 2011-2012
GOALS:
26 Milito (8p) 24 Serie A 2 CL 0 CI
8 Pazzini (1p) 5 Serie A 3 CL 0 CI
5 Cambiasso 3 Serie A 1 CL 0 CI
5 Sneijder 4 Serie A 0 CL 0 CI 1SC
3 Alvarez 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 Zarate 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 Samuel 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 T Motta 3 Serie A 0 CL 0 CI
3 Maicon 2 Serie A 0 CL 1 CI
2 Nagatomo 2 Serie A 0 CL 0 CI
2 Lucio 1 Serie A 1 CL 0 CI
2 Forlan 2 Serie A 0 CL 0 CI
1 Obi 1 Serie A 0  CL 0 CI
1 Coutinho 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Castaignos 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Ranocchia 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Faraoni 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Poli 0 Serie A 0 CL 1 CI
=====
ASSISTS:
6 Alvarez 5 Serie A 1 CL 0 CI
5 Sneijder 4 Serie A 1 CL 0 CI
4 Maicon 4 Serie A 0 CL 0 CI
4 Milito 3 Serie A 1 CL 0 Cl
3 Nagatomo 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 Cambiasso 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 Zanetti 2 Serie A 1 CL 0 CI
3 Forlan 3 Serie A 0 CL 0 CI
2 Pazzini 2 Serie A 0 CL 0 CI
2 Lucio 2 Serie A 0 CL 0 CI
2 Zarate 1 Serie A 1 CL 0 CI
2 Stankovic 2 Serie A 0 CL 0 CI
1 Coutinho 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Guarin 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Samuel 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 T Motta 1 Serie A 0 CL 0 CI
1 Obi 0 Serie A 0 CL 1 CI
1 Muntari 1 Serie A 0 CL 0 CI
=====
GAMES:
Milan v Inter 2-1 (Italian Supercup)
1st Goal: Sneijder Assist: N/A
Palermo v Inter 4-3
1st Goal: Milito Assist: Stankovic
2nd Goal: Milito (p) Assist: -
3rd Goal: Forlan Assist: Sneijder
Inter Trabzonspor 0-1
Novara v Inter 3-1
1st Goal: Cambiasso Assist: /
Bologna v Inter 1-3
1st Goal: Pazzini Assist: Cambiasso
2nd Goal: Milito (p) Assist: -
3rd Goal: Lucio Assist: Muntari
CSKA v Inter 2-3
1st Goal: Lucio Assist: Alvarez
2nd Goal: Pazzini Assist: Nagatomo
3rd Goal: Zarate Assist: Cambiasso
Inter Napoli 0-3
Catania v Inter 2-1
1st Goal: Cambiasso Assist: Maicon
Lille v Inter 0-1
1st Goal:Pazzini Assist: Zarate
Inter v Chievo 1-0
1st Goal: T Motta Assist: Sneijder
Atalanta v Inter 1-1
1st Goal: Sneijder Assist: /
Inter v Juventus 1-2
1st Goal: Maicon Assist: Sneijder
Inter v Lille 2-1
1st Goal: Samuel Assist: Sneijder
2nd Goal: Milito Assist: Zanetti
Inter v Cagliari 2-1
1st Goal: T Motta Assist: Pazzini
2nd Goal: Coutinho Assist: Alvarez
Trabzonspor v Inter 1-1
1st Goal: Alvarez Assist: Milito
Siena v Inter 0-1
1st Goal: Castaignos Assist: T Motta
Inter v Udinese 0-1
Inter v CSKA 1-2
1st Goal: Cambiasso Assist: /
Inter v Fiorentina 2-0
1st Goal: Pazzini Assist: Coutinho
2nd Goal: Nagatomo Assist: /
Genoa v Inter 0-1
1st Goal: Nagatomo Assist: Alvarez
Cesena v Inter 0-1
1st Goal: Ranocchia Assist: Maicon
Inter v Lecce 4-1
1st Goal: Pazzini Assist: Maicon
2nd Goal: Milito Assist: Alvarez
3rd Goal: Cambiasso Assist: Nagatomo
4th Goal: Alvarez Assist: Nagatomo
Inter v Parma 5-0
1st Goal: Milito Assist: Alvarez
2nd Goal: T Motta Assist: /
3rd Goal: Milito Assist: Maicon
4th Goal: Pazzini Assist: Milito
5th Goal: Faraoni Assist: /
Milan v Inter 0-1
1st Goal: Milito Assist: Zanetti
Inter v Genoa (Coppa Italia) 2-1
1st Goal: Maicon Assist: /
2nd Goal: Poli Assist: Obi
Inter v Lazio 2-1
1st Goal: Milito Assist: Alvarez
2nd Goal: Pazzini Assist: Lucio
Napoli v Inter (Coppa Italia) 2-0
Lecce v INTER 1-0
INTER v Palermo 4-4
1st Goal: Milito Assist:
2nd Goal: Milito Assist:
3rd Goal: Milito Assist: Cambiasso
4th Goal: Milito Assist: Pazzini
Roma v INTER 4-0
INTER v Novara 0-1
INTER v Bologna 0-3
Champions League: Marseille v INTER 1-0
Napoli v INTER 1-0
INTER v Catania 2-2
1st Goal: Forlan Assist: N/A
2nd Goal: Milito Assist: Forlan
Chievo v INTER 0-2
1st Goal: Walter Samuel Assist: Sneijder
2nd Goal: Diego Milito Assist: Zanetti
Champions League: INTER v Marseille 2-1
1st Goal: Milito Assist: N/A
2nd Goal: Pazzini Assist: N/A
Juve v INTER 2-0
INTER v Genoa 5-4
1st Goal: Milito Assist: Forlan
2nd Goal: Milito Assist: N/A
3rd Goal: Samuel Assist: Lucio
4th Goal: Zarate Assist: N/A
5th Goal: Milito (p) Assist: N/A
Cagliari v INTER 2-2
1st Goal: Milito Assist: Zarate
2nd Goal: Cambiasso Assist: Forlan
INTER v Siena 2-1
1st Goal: Milito Assist: N/A
2nd Goal: Milito (p) Assist: N/A
Fiorentina v INTER 0-0
Udinese v INTER 1-3
1st Goal: Sneijder Assist: Milito
2nd Goal: Sneijder Assist: Milito
3rd Goal: Alvarez Assist: N/A
INTER v Cesena 2-1
1st Goal: Obi Assist: N/A
2nd Goal: Zarate Assist: Guarin
Parma v INTER 3-1
Goal: Sneijder Assist: Stankovic
INTER v Milan 4-2
1st Goal: Milito Assist: Samuel
2nd Goal: Milito (p) Assist: N/A
3rd Goal: Milito (p) Assist: N/A
4th Goal: Maicon: Assist: N/A
Lazio v INTER 3-1
1st Goal: Milito (p) Assist: N/A

Sabtu, 21 April 2012

Javier Zanetti






Javier Adelmar Zanetti Lahir pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires, Argentina.
Dia mendapat julukan "Pupi" di Argentina yang berarti "boneka". Setelah bermain di Italia, Zanetti kembali mendapat julukan yaitu "Il Tractor" yang berarti "traktor" karena kekuatan, keuletan dan staminanya. Kemampuan berlarinya melewati pemain bertahan lawan pun ditakuti ketika dia ikut membantu menyerang dari posisi aslinya yaitu bek kanan. Julukan lainnya adalah "Il Capitano" yang berarti "kapten", selain itu juga sebagai simbol kesetiaan dan loyalitasnya pada satu klub yaitu Inter Milan. Zanetti juga dikenal sebagai pemain serba bisa karena dapat bermain di banyak posisi.
Pada awal karirnya, Zanetti pernah ditolak masuk ke tim muda Independiente. Zanetti akhirnya bergabung dengan Talleres de Remedios de Escalada (tim divisi 2). Tetapi tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1993 dia pindah ke klub divisi satu Argentina, Banfield. Zanetti yang saat itu masih berumur 20 tahun memulai debutnya pada tanggal 12 September 1993. Zanetti juga sudah mengantongi 4 gol dalam 66 laga yang telah dilakoninya selama membela Banfield. Dan gol pertamanya terjadi 17 hari setelah dia merumput di Banfield saat melawan Newell's Ancient Boys yang berakhir dengan kedudukan 1 - 1.
Saat Zanetti membela Banfield, permainannya mulai berkembang dan banyak kemajuan. Hingga karena penampilannya yang menawan membuatnya menjadi incaran klub - klub besar dunia. Pada tahun 1995 dia akhirnya memilih ke Inter dan menjadi pembelian pertama dari Massimo Moratti. Debutnya bersama Inter terjadi pada tanggal 27 agustus 1995 saat Inter melawan Vicenza. Zanetti selalu mendapat kepercayaan sebagai pemain andalan Inter sejak dirinya dilatih oleh Luis Suarez pada tahun 1995.
Dari kepercayaan yang diberikan oleh pelatih akhirnya Zanetti bermain sangat mengejutkan. Kualitas Zanetti membuatnya menjadi pemain sepak bola yang dihormati hingga saat ini. Dia berhasil menjadi salah satu pemain Inter yang paling konsisten, dapat diandalkan dan bisa dipercaya. Dan Javier Zanetti merupakan pemain sepak bola yang cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Dan beberapa tahun kemudian Zanetti menjadi figur penting bagi rekan - rekannya di tim. Karena itu dia diangkat menjadi kapten tim, dan mendapatkannya dari pemain bertahan legenda Inter, Giuseppe Bergomi.
Zanetti merupakan satu-satunya orang non - Italia yang menjadi kapten untuk tim Serie A. Dan Zanetti sudah 13 musim memimpin Inter milan sebagai kapten tim. Zanetti telah tampil hampir dari 1000 laga bersama Inter sejak 1995. Zanetti merupakan satu dari sedikit pemain yang telah bermain lebih dari 1000 pertandingan resmi seumur hidupnya. Dan Zanetti Terpilih oleh Pelé sebagai 100 pemain terbaik dunia yang pernah ada. Zanetti juga melewati catatan kapten legendaris Inter dan Italia, Giuseppe Bergomi yang memegang 756 penampilan. Dan di serie A Zanetti bermain sebanyak 570 , itu membuat Zanetti sudah melewati rekor Dino Zoff (Juventus). Rekor tersebut kian membuat Zanetti sebagai salah satu legenda terbesar Inter. Zanetti juga masuk ke dalam jajaran lima besar pemain dengan koleksi caps terbanyak di kompetisi Eropa. Zanetti juga sudah melampaui koleksi Paolo Maldini (ACMilan) sebagai kapten tim yang paling banyak tampil di kompetisi Eropa, yakni 78 laga. Semuanya selama kurang lebih dari 16 tahun bermukim di Giuseppe Meazza.
Di Final Liga Champions 2010 pada 22 Mei 2010, Zanetti memainkan pertandingan resminya ke 700 bersama Inter Milan. Pada 20 Oktober 2010, Golnya ke gawang Tottenham menjadikannya sebagai pemain tertua yang mencetak gol di Liga Champions. Sebelumnya dipatahkan oleh Filippo Inzaghi (ACMilan) dan Ryan Giggs (Man.United).
Ayah dari Sol Zanetti dan Ignacio Zanetti ini sudah mengoleksi banyak gelar. 26 Mei 1998, Trofi pertama yang diraih Javier Zanetti bersama Internazionale, Piala UEFA 1997-98 di Paris, Prancis. Dan trofi Scudetto pertama yang diraih Javier Zanetti yaitu tahun 2005/06. Pertama kali juga Javier Zanetti memegang trofi Super Coppa Italia tahun 2005. Prestasi tertingginya saat dalam satu tahun, yakni 2010, dia mampu membantu Inter merebut lima trofi sekaligus, yaitu Scudetto, Coppa Italia, Liga Champions, Supercoppa Italia, dan Piala Dunia Antarklub. Javier Zanetti pun tak ketinggalan meraih Golden Foot award di Monte Carlo, Monaco, Senin (10/10) lalu. Dengan penghargaan Golden Foot tersebut, Zanetti menjadi pemain kelima Argentina yang menerimanya, Setelah Armando Maradona (2003), Alfredo Di Stefano (2004), Mario Kempes (2007), dan Francisco Varallo (2010). Hingga saat ini Zanetti sudah mengantar Inter meraih 23 trofi juara dari berbagai ajang kompotisi di dunia. Dengan berbagai torehan prestasi dan rekor, I Nerazzurri memang pantas memberikan apresiasi lebih kepada "Il Capitano" J. Zanetti.
Zanetti mulai bermain bagi Tim Nasional Argentina pada tanggal 16 November 1994 melawan Chili, Yang Saat itu Argentina masih dilatih oleh Daniel Passarella. Berselang beberapa tahun Javier Zanetti menjadi bagian penting dari Tim Nasional Argentina, Namun ada suatu kontroversi, setelah memperkuat timnas selama babak kualifikasi, sehingga Zanetti tidak dipanggil untuk memperkuat tim nasional Argentina untuk putaran final Piala Dunia 2006 oleh pelatih Jose Pekerman. Dan di tahun 2010, Zanetti kembali di panggil oleh Diego Maradona untuk memperkuat Timnas Argentina. Hingga saat ini Zanetti merupakan pemegang rekor caps dengan 145 pertandingan bersama tim nasional Argentina. Selama tampil dalam turnamen Olimpiade 1996 dan tiga kali Piala Dunia yaitu 1998, 2002 dan 2010.
Dari sifat sabar dan ketenangannya dalam bertanding itu yang membuat pujian datang dari seluruh dunia. Dan zanetti juga adalah sosok icon sepak bola yang harus ditiru oleh rekan - rekannya dan pemain dunia lainnya. Tidak banyak juga pemain - pemain dunia yang ingin mencotoh kepribadian sosok seorang Zanetti. Zanetti juga pernah dikaitkan dengan klub - klub besar di Eropa dengan harga transfer yang tinggi, tapi Zanetti menolaknya , karena menurut dia Inter Milan adalah rumah dan masa depannya. Zanetti  berencana setelah pensiun sebagai pemain akan tetap bekerja dengan Inter Milan. Di luar lapangan Zanetti juga terkenal akan jiwa sosialnya.Ia menjalankan yayasan bagi anak-anak tidak beruntung di Argentina. Dia dinobatkan sebagai duta SOS Children's Villages oleh FIFA untuk program di Argentina Pada 2005. Zanetti menerima penghargaan Ambrogino d'Orodari pemerintah kota Milan atas jiwa sosialnya. Zanetti juga adalah duta dunia untuk Olimpiade Khusus Penyandang Cacat. Semua itu Zanetti lakukan atas keinginan dia sendiri tanpa ada dorongan orang lain.
Berikut ini adalah komentar dari pelatih, rekan dan pemain dunia lainnya tentang sosok sang "Il Capitano" Javier Zanetti:
-          Marco Materazzi: “Didunia ini, tidak ada satupun pemain yang saya takuti, kecuali Zanetti”
-          Roberto Mancini: “Ikon sepak bola yang sesungguhnya”
-          Roberto Baggio: “Dulu dia pernah mengatakan ingin menjdi seperti saya, tapi sekarang saya ingin mengatakan kepada dia bahwa sekarang saya ingin seperti dia”
-          Fabio Cannavaro: “Dia mengajarkan kepada saya bagaimana menjadi seorang kapten sesungguhnya”
-          Wesley Sneijder: “Anda biasa melihat pelatih di sisi lapangan, namun jika di dalam lapangan Zanetti adalah pelatih anda”
-          Jose Mourinho: “Semua pemain ingin menjadi seperti Javier”
-          Lionel Messi: “Saya sangat takut menghadapi ketenangan Zanetti”
-          Paolo Maldini: “Musuh yang paling saya hormati”
-          Esteban Cambiasso: “Zanetti? Hanya satu kata, SEMPURNA”
-          Davide Santon: “Jika saya mempunyai 10% dari 100% kemampuan Zanetti, saya bisa menjadi pemain terbaik di dunia”
-          Douglas Maicon : “Walaupun anda melakukan kesalahan separah apapun ketika bertanding tidak ada sedikitpun wajah kemarahan yang terlihat dari Zanetti, dia akan membantu dan membimbing anda untuk menjadi lebih baik lagi”
-          Ryan Giggs : "Lawan paling tangguh yang pernah saya hadapi adalah Javier Zanetti"
-          Sir Alex Ferguson : “Pemain yang paling bersih yang pernah saya lihat”
-          Diego Simione : “Hanya satu yang belum pernah saya lihat dari Javier, kemarahan“
-          Pierre Luigi Collina : “Jika anda ingin menjadi pesepak bola, lihatlah Zanetti ”
-          Arsene Wenger : “Saya memang tidak mengenal Zanetti secara personal, tapi jika saya memperhatikan kemampuannya Sikap dan perilakunya di dalam ataupun diluar lapangan, nilai 100 belum cukup untuk diberikan kepada Zanetti”
-          Massimo Moratti : “Tidak ada pembelian terbaik yang pernah saya lakukan, kecuali membeli Zanetti“

Jumat, 20 April 2012

Jadwal lengkap EURO 2012

Pembagian Grup EURO 2012:

Grup A:
1. Polandia
2. Yunani
3. Rusia
4. Republik Ceska

Grup B:
1. Belanda
2. Denmark
3. Jerman
4. Portugal

Grup C:
1. Spanyol
2. Italia
3. Republik Irlandia
4. Kroasia

Grup D:
1. Ukraina
2. Swedia
3. Perancis
4. Inggris

Pertandingan dimulai tanggal 8 Juni 2012. Berikut jadwal lengkapnya:


Hari Jumat, 8 Juni 2012
Polandia vs Yunani, Warsawa
Rusia vs Republik Ceska, Wroclaw

Hari Sabtu, 9 Juni 2012
Belanda vs Denmark, Kharkiv
Jerman vs Portugal, Lviv

Minggu, 10 Juni 2012
Spanyol vs Italia, Gdansk
Republik Irlandia vs Kroasia, Poznan

Senin, 11 Juni 2012
Perancis vs Inggris, Donetsk
Ukraina vs Swedia, Kiev

Selasa, 12 Juni 2012
Yunani vs Republik Ceska, Wroclaw
Polandia vs Rusia, Warsawa

Rabu, 13 Juni 2012
Denmark vs Portugal, Lviv
Belanda vs Jerman, Kharkiv

Kamis: 14 Juni 2012
Italia vs Kroasia, Poznan
Spanyo vs Republik Irlandia, Gdansk

Jumat, 15 Juni 2012
Swedia vs Inggris, Kiev
Ukraina vs Prancis, Donetsk

Sabtu, 16 Juni 2012
Republik Ceska vs Polandia, Wroclaw
Yunani vs Rusia, Warsawa

Minggu, 17 Juni 2012
Portugal vs Belanda, Kharkiv
Denmark vs Kroasia, Lviv

Senin, 18 Juni 2012
Kroasia vs Spanyol, Gdansk
Italia v Republik Irlandia, Poznan

Selasa, 19 Juni 2012
Inggris vs Ukraina, Donetsk
Swedia vs Prancis, Kiev

Perempat Final
23 Juni – 1A vs 2B
24 Juni -: 1B vs 2A
25 Juni – 1C vs 2D
26 Juni – 1D vs 2C

Semi Final
29 Juni – Pemenang 1A/2B vs Pemenang 1C/2D
30 Juni – Pemenang 1B/2A vs Pemenang 1D/2C

Final
03 Juli – Pemenang 1A/2B – 1C/2D vs 1B/2A – 1D/2C

Kamis, 12 April 2012

GIACINTO FACCHETTI




Jika mencari sosok fullback modern masa lampau, berpalinglah kepada Giacinto Facchetti. Pada beberapa tahun silam, dialah yang menjalankan peran pemain seperti Roberto Carlos, Marcos Cafu, atau Lilian Thuram. Kuat dalam bertahan. Pun sanggup ikut menyerang. Lihat saja, Facchetti selalu jadi pilihan pelatih Helenio Herrera. Bersama Tarcisio Burgnich, Aristide Guarneri, dan Armando Picchi, Facchetti membentuk kuartet pertahanan Inter yang masyhur. Perlu diketahui, saat dilatih Herrera, Inter memainkan sistem catenaccio yang kemudian menjadi ciri khas klub-klub Italia.
Facchetti tidak gagap menyerang. Mau bukti? Perhatikan torehan gol yang diukirnya. Untuk Inter Milan, secara total Facchetti membikin 75 gol. Pada musim 1965-66, dia malah membukukan l0 gol. Sebuah catatan gemilang. Soalnya, Facchetti bermain sebagai bek kiri. Ketajamannya jadi sebuah fenomena unik.Sekadar info, striker - striker di era itu paling banter hanya membuat 20 gol dalam semusim.
“Selain bertahan,tugas kedua Facchetti adalah membuat gol.Tak sukar buat dia karena bakat alam dimilikinya,’ tulis DirekturTeknik UEFA, Andy Roxburgh pada tahun 2003, dalam The Official UEFA Champions League Magazine. Adalah Herrera yang jeli melihat talenta yang dimiliki Facchetti. Pada 1960, sang allenatore membeli Facchetti dari Atalanta. Begitu bergabung, pemain yang satu ini segera digembleng oleh Herrera. Posisi bermainnya pun diubah.Facchetti yang sering bermain sebagai gelandang, oleh Herrera diminta menjadi bek kiri. Keputusan ini awalnya terasa janggal. Ukuran fisik Facchetti termasuk besar: 188 cm/85 kg. Logikanya, dia akan kesulitan bermain sebagai bek kiri yang membutuhkan kelincahan. Pilihan Herrera salah? Tidak. Facchetti menutupinya dengan kemampuan berlari yang tergolong istimewa. Dia mampu menempuh jarak 100 meter hanya dalam 11 detik. “Saya melihat pemain tinggi besar yang naluri mencetak golnya sangat tinggi. Facchetti memang tepat bermain sebagai bek kiri,” sebut Herrera kala itu.
Ketegasan Herrera berbuah manis. Facchetti jadi salah satu kunci permainan Inter.Dia tak tergantikan di lini belakang. Sebagai catatan, seiring dengan bertambahnya umur, Facchetti kemudian bermain sebagai sweeper.
“Sistem libero seperti yang dimainkan oleh Franz Beckenbauer diilhami oleh Facchetti. Dialah
bek pertama yang diberi peran bebas dan boleh membantu serangan ke depan,’lanjut Roxburgh.
Bagaimana soal prestasi? Jangan ditanya. Bersama Inter, Facchetti telah meraih segalagalanya.
Mulai dari scudetto, Liga Champions, Piala Italia, dan Piala Interkontinental pernah dicicipinya.
Kesetiaan Facchetti tak bisa diabaikan. Dia bermain selama 17 musim di Inter.Tak sekali pun berpindah klub. Facchetti pun mencetak rekor lain. Dia pemain kedua yang tampil paling banyak untuk Inter yaitu 634 kali. Catatan harum dalam karier Facchetti semakin lengkap karena dia juga pensiun di Inter. Bahkan terakhir, ia menjadi Presiden Inter pertama yang eks pemain. Benar-benar seorang Inter sejati.

Dari berbagai sumber.

GIUSEPPE MEAZZA

Dari sekian banyak pemain legendaris di Inter Milan, Giuseppe Meazza sangat layak ditempatkan di posisi teratas. Ada cukup alasan untuk ini. Selain setia membela Inter sepanjang kariernya, sosok yang akrab dipanggil Peppino ini mencatat banyak prestasi bersama I Nerazzurri. Lahir dari sebuah keluarga yang ekonominya pas-pasan, Meazza sudah mulai menendang bola sejak bocah. Kala itu, ibunya mungkin sudah melihat bakat si kecil Meazza. Hanya, pada awalnya dia tak memberi restu. Barulah ketika Meazza menancapkan tekad untuk mengangkat ekonomi keluarganya lewat sepak bola, sang ibu luluh. Menginjak umur 17 tahun, Meazza memulai petualangan sepak bolanya bersama Inter.Tepatnya pada musim 1927-28. Meski belia, Meazza segera merebut simpati tifosi Inter. Penampilannya dinilai lebih matang ketimbang usianya. Yang hebat, hanya dalam waktu tak terlalu lama, Meazza dinobatkan sebagai “dewa” di Inter. Statusnya pemain maskot. Bintang utama yang tak tergantikan seperti halnya Raul Gonzalez di Real Madrid atau FrancescoTotti di AS Roma, dewasa ini. Bukan hal yang berlebihan kiranya. Meazza benar-benar bukan cuma bermain gemilang. Lebih dari itu, dia sanggup membuat teman-teman setimnya tampil lebih bergairah di lapangan. Dialah yang membawa semangat dan mental juara. Karena itulah Meazza juga kerap disebut sebagai pelopor kejayaan Inter di tanah Italia. Dalam kurun waktu dua musim setelah debutnya, dia mengangkat Inter ke puncak kejayaan: scudetto musim 1929-30. Pencapaian istimewa, mengingat saat itu Serie-A alias liga profesional mulai digulirkan. Meazza, si Peppino, kemudian mengulangi lagi kesuksesan itu pada musim 1937-38. Bahkan sebenarnya dia pun masih tercatat didaftar skuad Inter yang menggapai scudetto 1939-40. Sayangnya, tak sekali pun dia turun bertanding pada musim tersebut lantaran dibekap cedera parah pada kaki kirinya. Meazza pun terpaksa merelakan gelar itu tak dimasukkan ke dalam daftar
prestasinya bersama Inter.
Inter sangat beruntung diperkuat pemain sekelas Meazza. Pengakuan datang dari Giampiero Combi, kiper legendaris Juventus sekaligus kapten Italia di Piala Dunia 1934. Meski berbeda klub, Combi tak ragu memuji Meazza.
“Peppino sungguh pemain yang elegan, brilian, dan selalu tepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, dribbling-nya sukar dicari bandingnya. Kelebihan dia yang utama, selalu ‘menyempatkan diri’ untuk menggocek bola setiap kali akan menceploskan bola ke gawang lawan,’ ujar Combi.
Oleh sejumlah kiper di Italia -termasuk Combi, Peppino Meazza sangat “dibenci’’. Dia dianggap selalu mengejek kiper karena gaya mencetak golnya. Sepertinya, kiper tak ada apa-apanya jika telah berhadapan dengan Meazza. Toh, aksi-aksi demikian justru sangat ditunggu penonton. Sebagai pemain yang berposisi gelandang serang, Meazza tergolong subur. Paling subur malah di antara pemain Italia pada eranya. Tiga kali Meazza merebut predikat top skorer Serie-A yakni pada musim 1929-30 dengan 31 gol, 1935-36 (25), dan 1937-38 (20).
“Ibarat senapan, dia akan memuntahkan mesiunya ketika tim membutuhkannya,” sebut Vitorrio Pozzo, pelatih timnas Italia di Piala Dunia 1934. Total, selama memperkuat Inter sebanyak 408 kali, dia mencetak 287 gol. Dia menjadi pemain Inter yang paling banyak mencetak gol. Sampai saat ini belum ada yang bisa melebihinya. Sukses di Inter, sukses pula di timnas. Debut bersama timnas Italia dia lakoni saat menghadapi Swiss dalam partai persahabatan pada 9 Februari 1930. Tahun 1934, dia menjadi aktor penting kala Italia merebut Piala Dunia. Selanjutnya, di Piala Dunia 1938, sebagai kapten, Meazza melakukannya lagi. Dia satu di antara tiga pemain -bersama Ferrari dan Monzeglio- yang sukses meraih dua Piala Dunia secara berurutan.
Kelak di kemudian hari, Meazza sempat mampir ke Juventus, Atalanta, Varese, bahkan ke musuh sekota Inter, AC Milan. Setelah pensiun dari sepak bola, Meazza pernah menjadi pelatih timnas (1952-1953).
Dia meninggal pada 23 Agustus 1979 di umur 68 tahun. Sebagai penghormatan atas jasa besarnya, saat ulang tahunnya ke-69, pemerintah Kota Milan menetapkan nama Giuseppe Meazza sebagai nama lain dari Stadion San Siro. Atas prestasi dan kontibusinya, ia patut dikenang bukan hanya sebagai pesepakbola, tapi juga seorang legenda dari kota Milan.
Profil Giuseppe Meazza

Nama lengkap: Giuseppe Meazza
Tanggal lahir: 23 Agustus 1910
Tempat lahir: Milan, Kingdom of Italy
Tanggal meninggal: 21 Agustus 1979 (umur 68)
Tempat meninggal: Rapallo, Italy
Tinggi: 1.69 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain: Inside right & Inside left

Karir klub:
1927–1940: Inter 348 penampilan 245 gol
1940–1942: Milan 37 penampilan 9 gol
1942–1943 Juventus 27 penampilan 10 gol
1944 Varese 20 penampilan 7 gol
1945–1946 Atalanta 14 penampilan 2 gol
1946–1947 Inter 17 penampilan 2 gol

Karir timnas:
1930–1939 Italy 53 penampilan 33 gol

Karir kepelatihan:
1946 Atalanta
1946–1948 Inter
1948–1949 Beşiktaş
1949–1951 Pro Patria
1952–1953 Italy
1955–1956 Inter
1957 Inter