Jika mencari sosok fullback
modern masa lampau, berpalinglah kepada Giacinto Facchetti. Pada beberapa tahun
silam, dialah yang menjalankan peran pemain seperti Roberto Carlos, Marcos
Cafu, atau Lilian Thuram. Kuat dalam bertahan. Pun sanggup ikut menyerang. Lihat
saja, Facchetti selalu jadi pilihan pelatih Helenio Herrera. Bersama Tarcisio
Burgnich, Aristide Guarneri, dan Armando Picchi, Facchetti membentuk kuartet
pertahanan Inter yang masyhur. Perlu diketahui, saat dilatih Herrera, Inter
memainkan sistem catenaccio yang kemudian menjadi ciri khas klub-klub
Italia.
Facchetti tidak gagap menyerang.
Mau bukti? Perhatikan torehan gol yang diukirnya. Untuk Inter Milan, secara
total Facchetti membikin 75 gol. Pada musim 1965-66, dia malah membukukan l0
gol. Sebuah catatan gemilang. Soalnya, Facchetti bermain sebagai bek kiri.
Ketajamannya jadi sebuah fenomena unik.Sekadar info, striker - striker di era
itu paling banter hanya membuat 20 gol dalam semusim.
“Selain bertahan,tugas kedua
Facchetti adalah membuat gol.Tak sukar buat dia karena bakat alam dimilikinya,’
tulis DirekturTeknik UEFA, Andy Roxburgh pada tahun 2003, dalam The Official
UEFA Champions League Magazine. Adalah Herrera yang jeli melihat talenta yang
dimiliki Facchetti. Pada 1960, sang allenatore membeli Facchetti dari Atalanta.
Begitu bergabung, pemain yang satu ini segera digembleng oleh Herrera. Posisi
bermainnya pun diubah.Facchetti yang sering bermain sebagai gelandang, oleh
Herrera diminta menjadi bek kiri. Keputusan ini awalnya terasa janggal. Ukuran fisik
Facchetti termasuk besar: 188 cm/85 kg. Logikanya, dia akan kesulitan bermain
sebagai bek kiri yang membutuhkan kelincahan. Pilihan Herrera salah? Tidak.
Facchetti menutupinya dengan kemampuan berlari yang tergolong istimewa. Dia
mampu menempuh jarak 100 meter hanya dalam 11 detik. “Saya melihat pemain
tinggi besar yang naluri mencetak golnya sangat tinggi. Facchetti memang tepat
bermain sebagai bek kiri,” sebut Herrera kala itu.
Ketegasan Herrera berbuah manis.
Facchetti jadi salah satu kunci permainan Inter.Dia tak tergantikan di lini
belakang. Sebagai catatan, seiring dengan bertambahnya umur, Facchetti kemudian
bermain sebagai sweeper.
“Sistem libero seperti yang
dimainkan oleh Franz Beckenbauer diilhami oleh Facchetti. Dialah
bek pertama yang diberi peran
bebas dan boleh membantu serangan ke depan,’lanjut Roxburgh.
Bagaimana soal prestasi? Jangan
ditanya. Bersama Inter, Facchetti telah meraih segalagalanya.
Mulai dari scudetto, Liga
Champions, Piala Italia, dan Piala Interkontinental pernah dicicipinya.
Kesetiaan Facchetti tak bisa
diabaikan. Dia bermain selama 17 musim di Inter.Tak sekali pun berpindah klub.
Facchetti pun mencetak rekor lain. Dia pemain kedua yang tampil paling banyak
untuk Inter yaitu 634 kali. Catatan harum dalam karier Facchetti semakin lengkap
karena dia juga pensiun di Inter. Bahkan terakhir, ia menjadi Presiden Inter
pertama yang eks pemain. Benar-benar seorang Inter sejati.
Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar