Javier Adelmar Zanetti Lahir pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires, Argentina.
Dia mendapat julukan "Pupi" di Argentina yang berarti "boneka". Setelah bermain di Italia, Zanetti kembali mendapat julukan yaitu "Il Tractor" yang berarti "traktor" karena kekuatan, keuletan dan staminanya. Kemampuan berlarinya melewati pemain bertahan lawan pun ditakuti ketika dia ikut membantu menyerang dari posisi aslinya yaitu bek kanan. Julukan lainnya adalah "Il Capitano" yang berarti "kapten", selain itu juga sebagai simbol kesetiaan dan loyalitasnya pada satu klub yaitu Inter Milan. Zanetti juga dikenal sebagai pemain serba bisa karena dapat bermain di banyak posisi.
Pada awal karirnya, Zanetti pernah ditolak masuk ke tim muda Independiente. Zanetti akhirnya bergabung dengan Talleres de Remedios de Escalada (tim divisi 2). Tetapi tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1993 dia pindah ke klub divisi satu Argentina, Banfield. Zanetti yang saat itu masih berumur 20 tahun memulai debutnya pada tanggal 12 September 1993. Zanetti juga sudah mengantongi 4 gol dalam 66 laga yang telah dilakoninya selama membela Banfield. Dan gol pertamanya terjadi 17 hari setelah dia merumput di Banfield saat melawan Newell's Ancient Boys yang berakhir dengan kedudukan 1 - 1.
Saat Zanetti membela Banfield, permainannya mulai berkembang dan banyak kemajuan. Hingga karena penampilannya yang menawan membuatnya menjadi incaran klub - klub besar dunia. Pada tahun 1995 dia akhirnya memilih ke Inter dan menjadi pembelian pertama dari Massimo Moratti. Debutnya bersama Inter terjadi pada tanggal 27 agustus 1995 saat Inter melawan Vicenza. Zanetti selalu mendapat kepercayaan sebagai pemain andalan Inter sejak dirinya dilatih oleh Luis Suarez pada tahun 1995.
Dari kepercayaan yang diberikan oleh pelatih
akhirnya Zanetti bermain sangat mengejutkan. Kualitas Zanetti membuatnya
menjadi pemain sepak bola yang dihormati hingga saat ini. Dia berhasil menjadi
salah satu pemain Inter yang paling konsisten, dapat diandalkan dan bisa
dipercaya. Dan Javier Zanetti merupakan pemain sepak bola yang cepat
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan beberapa tahun kemudian Zanetti menjadi
figur penting bagi rekan - rekannya di tim. Karena itu dia diangkat menjadi
kapten tim, dan mendapatkannya dari pemain bertahan legenda Inter, Giuseppe
Bergomi.
Zanetti merupakan satu-satunya orang non - Italia
yang menjadi kapten untuk tim Serie A. Dan Zanetti sudah 13 musim memimpin
Inter milan sebagai kapten tim. Zanetti telah tampil hampir dari 1000 laga
bersama Inter sejak 1995. Zanetti merupakan satu dari sedikit pemain yang telah
bermain lebih dari 1000 pertandingan resmi seumur hidupnya. Dan Zanetti
Terpilih oleh Pelé sebagai 100 pemain terbaik dunia yang pernah ada. Zanetti juga
melewati catatan kapten legendaris Inter dan Italia, Giuseppe Bergomi yang
memegang 756 penampilan. Dan di serie A Zanetti bermain sebanyak 570 , itu
membuat Zanetti sudah melewati rekor Dino Zoff (Juventus). Rekor tersebut kian
membuat Zanetti sebagai salah satu legenda terbesar Inter. Zanetti juga masuk
ke dalam jajaran lima besar pemain dengan koleksi caps terbanyak di kompetisi
Eropa. Zanetti juga sudah melampaui koleksi Paolo Maldini (ACMilan) sebagai
kapten tim yang paling banyak tampil di kompetisi Eropa, yakni 78 laga. Semuanya
selama kurang lebih dari 16 tahun bermukim di Giuseppe Meazza.
Di Final Liga Champions 2010 pada 22 Mei 2010,
Zanetti memainkan pertandingan resminya ke 700 bersama Inter Milan. Pada 20
Oktober 2010, Golnya ke gawang Tottenham menjadikannya sebagai pemain tertua
yang mencetak gol di Liga Champions. Sebelumnya dipatahkan oleh Filippo Inzaghi
(ACMilan) dan Ryan Giggs (Man.United).
Ayah dari Sol Zanetti dan Ignacio Zanetti ini sudah
mengoleksi banyak gelar. 26 Mei 1998, Trofi pertama yang diraih Javier Zanetti
bersama Internazionale, Piala UEFA 1997-98 di Paris, Prancis. Dan trofi
Scudetto pertama yang diraih Javier Zanetti yaitu tahun 2005/06. Pertama kali
juga Javier Zanetti memegang trofi Super Coppa Italia tahun 2005. Prestasi
tertingginya saat dalam satu tahun, yakni 2010, dia mampu membantu Inter
merebut lima trofi sekaligus, yaitu Scudetto, Coppa Italia, Liga Champions,
Supercoppa Italia, dan Piala Dunia Antarklub. Javier Zanetti pun tak
ketinggalan meraih Golden Foot award di Monte Carlo, Monaco, Senin (10/10)
lalu. Dengan penghargaan Golden Foot tersebut, Zanetti menjadi pemain kelima
Argentina yang menerimanya, Setelah Armando Maradona (2003), Alfredo Di Stefano
(2004), Mario Kempes (2007), dan Francisco Varallo (2010). Hingga saat ini
Zanetti sudah mengantar Inter meraih 23 trofi juara dari berbagai ajang
kompotisi di dunia. Dengan berbagai torehan prestasi dan rekor, I Nerazzurri
memang pantas memberikan apresiasi lebih kepada "Il Capitano" J. Zanetti.
Zanetti mulai bermain bagi Tim Nasional Argentina
pada tanggal 16 November 1994 melawan Chili, Yang Saat itu Argentina masih dilatih
oleh Daniel Passarella. Berselang beberapa tahun Javier Zanetti menjadi bagian
penting dari Tim Nasional Argentina, Namun ada suatu kontroversi, setelah
memperkuat timnas selama babak kualifikasi, sehingga Zanetti tidak dipanggil
untuk memperkuat tim nasional Argentina untuk putaran final Piala Dunia 2006
oleh pelatih Jose Pekerman. Dan di tahun 2010, Zanetti kembali di panggil oleh
Diego Maradona untuk memperkuat Timnas Argentina. Hingga saat ini Zanetti
merupakan pemegang rekor caps dengan 145 pertandingan bersama tim nasional
Argentina. Selama tampil dalam turnamen Olimpiade 1996 dan tiga kali Piala
Dunia yaitu 1998, 2002 dan 2010.
Dari sifat sabar dan ketenangannya dalam bertanding
itu yang membuat pujian datang dari seluruh dunia. Dan zanetti juga adalah
sosok icon sepak bola yang harus ditiru oleh rekan - rekannya dan pemain dunia
lainnya. Tidak banyak juga pemain - pemain dunia yang ingin mencotoh
kepribadian sosok seorang Zanetti. Zanetti juga pernah dikaitkan dengan klub - klub
besar di Eropa dengan harga transfer yang tinggi, tapi Zanetti menolaknya , karena
menurut dia Inter Milan adalah rumah dan masa depannya. Zanetti berencana setelah pensiun sebagai pemain akan
tetap bekerja dengan Inter Milan. Di luar lapangan Zanetti juga terkenal akan
jiwa sosialnya.Ia menjalankan yayasan bagi anak-anak tidak beruntung di
Argentina. Dia dinobatkan sebagai duta SOS Children's Villages oleh FIFA untuk
program di Argentina Pada 2005. Zanetti menerima penghargaan Ambrogino
d'Orodari pemerintah kota Milan atas jiwa sosialnya. Zanetti juga adalah duta
dunia untuk Olimpiade Khusus Penyandang Cacat. Semua itu Zanetti lakukan atas
keinginan dia sendiri tanpa ada dorongan orang lain.
Berikut ini adalah komentar dari pelatih, rekan dan
pemain dunia lainnya tentang sosok sang "Il Capitano" Javier Zanetti:
-
Marco Materazzi: “Didunia ini, tidak ada
satupun pemain yang saya takuti, kecuali Zanetti”
-
Roberto Mancini: “Ikon sepak bola yang
sesungguhnya”
-
Roberto Baggio: “Dulu dia pernah
mengatakan ingin menjdi seperti saya, tapi sekarang saya ingin mengatakan kepada
dia bahwa sekarang saya ingin seperti dia”
-
Fabio Cannavaro: “Dia mengajarkan kepada
saya bagaimana menjadi seorang kapten sesungguhnya”
-
Wesley Sneijder: “Anda biasa melihat
pelatih di sisi lapangan, namun jika di dalam lapangan Zanetti adalah pelatih
anda”
-
Jose Mourinho: “Semua pemain ingin
menjadi seperti Javier”
-
Lionel Messi: “Saya sangat takut
menghadapi ketenangan Zanetti”
-
Paolo Maldini: “Musuh yang paling saya
hormati”
-
Esteban Cambiasso: “Zanetti? Hanya satu
kata, SEMPURNA”
-
Davide Santon: “Jika saya mempunyai 10%
dari 100% kemampuan Zanetti, saya bisa menjadi pemain terbaik di dunia”
-
Douglas Maicon : “Walaupun anda
melakukan kesalahan separah apapun ketika bertanding tidak ada sedikitpun wajah
kemarahan yang terlihat dari Zanetti, dia akan membantu dan membimbing anda
untuk menjadi lebih baik lagi”
-
Ryan Giggs : "Lawan paling tangguh
yang pernah saya hadapi adalah Javier Zanetti"
-
Sir Alex Ferguson : “Pemain yang paling
bersih yang pernah saya lihat”
-
Diego Simione : “Hanya satu yang belum
pernah saya lihat dari Javier, kemarahan“
-
Pierre Luigi Collina : “Jika anda ingin
menjadi pesepak bola, lihatlah Zanetti ”
-
Arsene Wenger : “Saya memang tidak
mengenal Zanetti secara personal, tapi jika saya memperhatikan kemampuannya Sikap
dan perilakunya di dalam ataupun diluar lapangan, nilai 100 belum cukup untuk
diberikan kepada Zanetti”
-
Massimo Moratti : “Tidak ada pembelian
terbaik yang pernah saya lakukan, kecuali membeli Zanetti“